AKTIVITAS ENZIM AMYLASE
(Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiolgi Hewan Dari Dosen :
Siti Nurkamilah, S.Pd)
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
4
RIRIN
HERLINA (13542007)
SITI
MAELANI (13542016)
SITI
YULIANTI(13542018)
SITI
MUDRIKAH(13542033)
RISMANUDIN(1354)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-GARUT
2015
I.
JUDUL :
Aktivitas enzim amylase
II.
TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh
temperature terhadap kerja enzim
amylase
III.
Landasan
Teori
Hewan
dan manusia memperoleh makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan dan hewan lain. Fungsi
makanan bagi tubuh adalah untuk menghasilkan energy, pertumbuhan, dan pengganti
sel atu jaringan yang rusak. bahkan makanan yang dikonsumsi terdiri atas
senyawa karbon, lemak, protein, vitamin, air dan garam mineral. Beberapa
senyawa seperti karboidrat, lemak dan protein dapat diserap setelah melalui
proses pencernaan. Melalui proses pencernaan makanan, senyawa tersebut di pecah
menjadi molekul – molekul yang kecil dengan komposisi kimia sederhana sehingga
dapat dengan mudah di serap oleh dinding saluran pencernaan.
Secara
umum pencernaan makanan pada manusia melalui dua proses yaitu pencernaan fisik
( mekanik ) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisik merupakan proses perubahan
molekul makanan yang besar menjadi kecil – kecil, misalnya penghancuran makanan
dengan gigi atau otot lambung. Pencernaan kimiawi adalah pemecahan zat pati
(amilum) oleh ptyalin (suatu amilase) menjadi maltose, trisakarida dan
dekstrin. ptyalin bekerja dirongga mulut pada ph 6,3 – 6,8 dan masih bekerja di
lambung sampai asam lambung menurunkan ph-nya sehingga ptyalin tudak bekerja
lagi. Air ludah juga mengandung sedikit lingual lipase, yakni suatu enzim yang
memecahkan trigliserida menjadi asam lemak dan monogriserida, enzim ini bekerja
terutama dalam suasana asam, yakni setelah makanan mencapai lambung.
Enzim
merupakan senyawa protein yang dapat digunakan di dalam proses pencernaan
makanan. adapun beberapa contoh enzim yang berperan dalam proses pencernaan
makanan adalah sukrosa, amylase, lipase, pepsin, dan tripsin.
Kerja
suatu enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, pengaruh
ph dan hambatan reversiabel.
IV.
ALAT
DAN BAHAN :
Alat
3.
Alat penangas air
dengan pengatur suhu
Bahan
V.
LANGKAH
KERJA
1.
saliva yang telah
terkumpul dari semua praktikan kemudian disaring dengan kain kasa kasar
2.
disediakan penangas
air, setelah itu dipanaskan sampaii temperature yang diinginkan
3.
larutan amilum sebanyak
5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak tiga buah
4.
tabung reaksi
dimasukkan ke dalam penangas air yang
telah disiapkan
5.
setelah 10 menit kemudian
pada masing-masing tabung reaksi di masukkan 15 tetes saliva yang telah
disaring dan dicatat waktu pemasukannya
6.
setiap interval 5 menit
dilakukan tes dengan larutan lugol dan benedict sampai terjadi titik achromatis
dan di catat waktunya
7.
selama pengujian lugol
dan benedict tabung reaksi tidak boleh dikeluarkan dan dijaga masing-masing
penangas air agar tetap konstan
8.
kemudian membandingkan
hasil dari masing-masing tabung percobaan
VI.
HASIL
a.
Table
hasil pengamatan dengan menggunakan larutan lugol
No
|
Waktu (menit)
|
Perubahan warna
|
||
24°C
|
37-38°C
|
>80°C
|
||
1
|
5
|
+
|
++
|
+
|
2
|
5
|
+
|
+
|
+
|
3
|
5
|
+
|
-(achromatis)
|
+
|
4
|
5
|
++
|
+
|
|
5
|
5
|
- (achromatis)
|
+
|
|
6
|
5
|
-(achromatis)
|
||
7
|
5
|
|||
8
|
5
|
b.
Table
hasil pengamatan dengan menggunakan benedict
No
|
Waktu (menit)
|
Perubahan warna
|
||
24°C
|
37-38°C
|
>80°C
|
||
1
|
5
|
+
|
+
|
+
|
2
|
5
|
++
|
+
|
+
|
3
|
5
|
++
|
+++
|
++++
|
4
|
5
|
++++
|
+++
|
+++
|
5
|
5
|
++++
|
++
|
++++
|
6
|
5
|
++++
|
++
|
++++
|
7
|
5
|
++
|
++
|
+++
|
8
|
5
|
+++
|
++
|
+++
|
Keterangan
1)
+++++ (sangat pekat)
2)
++++ (pekat)
3)
+++ (cukup pekat)
4)
++ (kurang pekat)
5)
+ (tidak pekat)
6)
– (achromatis)
VII.
PEMBAHASAN
pada percobaan
yang telah kelompok kami lakukan yaitu uji enzim amylase melalui air ludah atau
saliva yang bertujuan untuk mengetahui kandungan enzim amylase pada air ludah.
uji ini dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan yang berbeda-beda, yang
pertama pada suhu 24°C, pada suhu 37-38°C dan pada suhu >80°C.
pada
suhu 24°C keadaan larutan amilum berwarna putih, selang 5 menit kemudian
ditetesi saliva dan larutan lugol warna nya berubah menjadi warna
kekuning-kuningan akan tetapi warnanya tidak pekat, dan untuk selanjutnya pada
saat waktu ke 10 menitnya ditetesi lagi dengan saliva dan larutan lugol warnanya
tetap seperti pada 5 menit sebelumnya, dan dilakukan pengulangan sampai menit
ke 25 larutan amilum ini mengalami achromatis warnanya kembali menjadi putih
dan tidak mengalami perubahan warna lagi dan ini menandakan bahwa enzim
bekerja. untuk amilum yang ditetesi dengan saliva dan larutan benedict pada
saat 5 menit pertama berwarna biru tidak pekat kemudian dilakukan penetesan
yang sama pada interval waktu 5 menit, warna berubah menjadi biru yang cukup
pekat.akan tetapi setelah dilakukan 8 kali pengulangan pada larutan ini tidak
mengalami achromatis.
Pada
suhu 37-38°C keadaan larutan amilum b erwarna putih, setelah 5 menit kemudian
ditetesi dengan saliva dan larutan lugol mngalami perubahan warna yaitu kuning
kurang pekat, kemudian dalam waktu yang ke 15 menit pada larutan ini mengalami
achromatis tidak mengalami perubahan warna lagi. Sedangkan untuk larutan yang
ditetesi dengan saliva dan larutan benedict pada 5 menit pertama warnanya biru
tidak pekat dan setelah dilakukan pengulangan sampai 8 kali pada larutan ini
tidak mengalami achromatis.
Pada
suhu >80°C keadaan larutan amilum berwarna putih, setelah 5 menit kemudian
ditetesi dengan saliva dan larutan lugol warnya berubah menjadi berwarna kuning
yang tidak pekat, dan setelah dilakukan beberapa pengulangan warnanya tetap
seperti 5 menit pertama akan tetapi pada menit ke 30 larutan ini mengalami
achromatis.untuk larutan yang ditetesi
dengan saliva dan larutan benedict setelah dilakukan beberapa kali
pengulangan samapai 8 kali dengan interval waktu 5 menit tetap tidak
mengalami achromatis.
VIII.
KESIMPULAN
dari hasil
percobaan yang telah kelompok kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kerja enzim amylase
yang terdapat pada air liur atau saliva dapat dipengaruhi oleh suhu tertentu,
dari hasi percobaan kelompok kami enzim yang bekerja dengan baik yaitu pada
larutan yang ditetesi saliva dan larutan lugol pada suhu 37-38°C karena pada
suhu inilah terjadi achromatis yang cepat dan menandakan bahwa enzim bekerja.
sedangkan pada suhu 24°C kerja enzim sedikit lambat dan pada suhu >80°C
kerja enzim lambat.
kemudian untuk larutan yang ditetesi
saliva dan benedict semua larutan pada suhu 24°C suhu 37-38°C dan suhu >80°C
tidak mengalami achromatis.karena pda suhu rendah kerja enzim dapat terhenti
secara reversible dilihat karena adanya endapan warna biru dari benedict yang
tidak berubah, dan pada suhu >80°C terjadinya denaturasi enzim, karena
dilihat dari perubahan warna yang kecoklatan dan penggumpalan saliva dan pada
suhu yang tinggi makan enzim akan rusak dan tidak akan dapat bekerja.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
IX.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar